Archive for June 2005

Tentang Ketidakbahagiaan Pada Siang Itu (jukebox edition)

elloow..dear Bujang Dare..lama nggak on air bikin kangen sama semuaa...
Sebelum saya memutuskan untuk berlibur ke rumah sakit, saya masih ingat di siang terakhir itu.
Suatu siang yang panas, dalam sebuah Jukebox dengan topik
'kapan sih Bujang Dare ngerasa nggak bahagia?'
Siang itu kusedikit sedih dan kecewa karena Bujang Dare masih tergila-gila request dan kirim salam seperti biasanya..padahal di Jukebox sekarang bisa beropini. Ugghhhh..benci aku...
(aming style set mode on ^_^)

Tapi siang itu ternyata bisa berubah menjadi teduh, eh ada si dia yang nangis tersedu-sedu dengan opini yang kelabu.
Katanya
"aku waktu itu ngerasa nggak bahagia banget karena tau mamanya pacar nggak suka sama aku"
(loh..padahalkan kamu bisa pacaran dengan pacar yang suka sama mama kamu)
Lalu ada lagi yang menulis pesan bahwa
"gimana mau bahagia, setiap kali buka slip gaji eh ternyata gajinya nggak pernah naik-naik"
(saran saya, kamu buka slip gajinya sambil naik tangga atau berdiri-diri di tower volare yang tinggi itu..pas buka slip eh kamu udah diketinggian..jadinya kamu aja yang naik-naik gajinya nggak)

berbagai problem yah tentang ketidakbahagiaan itu.
Untuk sementara sengaja kuputar lagu dulu karena kuingin secangkir kopi yang kabarnya jadi bahagiaku.

Siang itu masih teduh, orang-orang menunggu tehnya diseduh, kutawarkan kopi mereka malah mengeluh, mengaduh dan berseru
"kamu tidak lucu" lalu kutertunduk haru dan melanjutkan membaca sms request dan kirim salam, tak lupa juga ada opini yang menunggu.

Katanya,
"aku udah 5 kali bolak-balik masuk rumah sakit karena harus cuci darah, dan itu sama sekali nggak bahagia"
(aduh neng, saya bolak-balik masuk rumah sakit tapi bahagia, karena banyak buah, makanan lezat dan di manja, seperti punya jin dalam botol bisa minta apa saja, dan mungkin mati bahagia)

Lalu perlahan tapi pasti ada satu lagi sms yang coba menyelinap segera kutangkap. Ternyata dia si pencari cinta yang kurang beruntung, dia bilang bahwa
"aku merasa susah sekali mengejar kebahagiaan saat orang yang aku taksir nggak nyadar kalo aku suka sama dia"
(kamu sih menaksir sambil berlari-lari, pelan aja neng, ntar kalo belum sadar juga, coba deh panggil p3k atau dokter jaga, tanyakan, apakah dia pingsan atau mati suri?)

Tentang ketidakbahagian bermacam halnya di siang hari itu. Ada yang bilang kalau
"aku gimana mau bahagia karena aku nggak bisa jalan"
(wah..kamu nggak bisa jalan atau nggak ada kendaraan jadi nggak bisa jalan-jalan? yang jelas donk..tapi percayalah, akan ada jalan untuk mencapai kebahagian)

Jukebox siang itu berubah seperti berada di ruang tunggu sebuah rumah sakit, dimana para pasien saling tukar cerita tentang penyakitnya.
Untuk sebuah ketidakbahagiaan aku pikir cinta adalah sebab utama, ternyata pada siang itu yang menjadi sumber ketidakbahagiaan adalah penyakit yang jadi biang keroknya.
Well..kenapa saya angkat topik ini? ya karena tiba-tiba saja saya merasa tidak bahagia dan kalah dalam taruhan peruntungan kebahagiaan.
Tapi setelah dapat opini sana-sini, saya mulai berpikir kalau saya bahagia. Dan seharusnya Bujang Dare juga begitu.
Setiap hari bukankah kita merasakan kebahagiaan. Kurang apalagi? hanya kita yang kurang menyadarinya.
Bangun melihat matahari pagi, tarik nafas dalam-dalam lalu membuangnya kembali pada alam. Bukankah itu kebahagiaan yang tak terhingga?

Lalu kuputar sebuah lagu bagus yang semoga kalian mau mendengar, lagunya
Bill Withers yang berjudul Just The Two Of Us. Bill Withers berfirman bahwa "hal-hal baik akan terjadi kepada orang yang mau menunggu, bukan kepada orang yang terlambat menunggu."
Jadi tak berkeberatan bukan, kalau kamu mau menunggu bahagia itu datang?
Ketahuilah bahwa bahagia itu tiada batasnya sedang ketidakbahagiaan selalu ada batasnya.
Kamu minta apa aja sama Tuhan, pasti diberikan. Tapi kalau Tuhan memberikan ketidakbahagiaan itu pasti sesuai dengan kemampuan kamu, dan pasti berbatas.
Loh..loh..kok saya jadi ikutan bersabda?
Sebentar, kumenghirup kembali kopi dalam cangkir dan ini adalah bahagia juga.

Siang itu masih sangat teduh, telah tiga jam tidak terasa waktu begitu saja lewat. Lalu kututup Jukebox dengan salam hangat.
Maaf jika kubanyak bercanda, karena menurutku ketidakbahagiaan harus direspon dengan kebahagiaan, jangan dengan pikiran yang ruwet karena esok masih menunggu untuk dilewati. Buat aku yah senyum aja.
Siang yang teduh berubah menjadi sore yang indah.
Kutinggalkan studio melangkah pelan mempersiapkan diri ke rumah sakit.
Dalam hati aku masih bertanya-tanya, apa aku bahagia, apa aku tidak bahagia? tapi aku senyum aja.

Eits..tunggu sebentar. Ada yang terlupa.
Kuhirup lagi kopi yang tersisa di cangkir terakhir.

ps. Setelah kembali dari liburan di rumah sakit, bahagia atau tidak bahagia, aku tetap tersenyum bisa menatap sinar mentari, menghirup nafas panjang, dan menghembuskannya kembali ke alam.
Aku hanya sedikit bersedih, bulan juni akan segera berakhir.
Oh ya..semoga sebentar lagi aku sudah bisa siaran kembali.

miss you all
daaa..daaaaaaaaaahhhh
(-teeara)

Leave a comment

FANS CLUB RADIO? 80'S SKALIII....

Kayaknya dengan kemajuan teknologi sekarang ini, yang namanya fans club ngga mesti berarti bikin kumpul-kumpul bareng...atau bahasa kerennya gathering... Jamdul, rame-rame ngebis ke tempat wisata bareng awak radio, rasanya keren betul! Tapi sekarang, duh...mau diajak jalan-jalan kemana? Pasir Panjang, anyone?

Sebetulnya, dengan masuknya lembaga-lembaga ke dalam Friendster, dengan sendirinya sudah membentuk komunitas para penggemar, alias fans club. Soalnya, Friendster sendiri tadinya kan ditujukan untuk perorangan, tapi banyak juga akhirnya dari band, sampe LSM yang ikutan, termasuk ya Radio Volare ini. Are you in?

Bukannya apa, jaman sekarang ini, ngaku aja deh, kita udah makin males! Kalau sudah ada remote control, ngapain mesti bangun dari duduk untuk matikan TV? Kalau sudah ada pizza delivery, ngapain bela-belain pergi ke restorannya hujan-hujanan? Kalau bisa ngobrol dengan penyiar lewat telepon, ngapain juga mesti ketemu langsung orangnya? Kalau bisa minta lagu lewat SMS, kenapa juga mesti susah-susah datang untuk menuliskan request di studio lalu pulang lagi ke rumah untuk mendengarkan?

Makanya, dengan makin banyaknya yang melek internet, Volare juga ngga boleh ketinggalan! Bikin website sudah mulai dijabanin sejak tahun 2002, dan sekarang sedang dibuat renovasinya. The new version is still under construction. Be patient. Meanwhile, makasih banget buat yang rajin ngunjungi website Volare untuk sekedar ngecek lagu nomer satu apa minggu ini, atau siapa artis yang kepilih masuk FOTIS MINI, juga yang rajin ngerequest di situ...

Balik lagi ke Friendster tadi, saat ini friends-nya Volare sudah lebih dari 300 dan terus bertambah. Mudah-mudahan sih, bisa saingan juga dengan radio lain yang punya lebih dari 3 account. Yang lebih menggembirakan, semakin banyak juga anak Pontianaknya! Tidak seperti di awal, yang kebanyakan justru dari luar Pontianak. Friendster ini akan jadi salah satu media buat Volare mendekatkan diri dengan penggemar.

Dan satu lagi, of course, the blog.. Siapa saja boleh memberikan komentar terhadap blog yang ditulis. Memangnya siapa penulis blog? Umm... well, niatnya sih semua yang ada di Volare, terutama penyiar-penyiarnya bisa ikut nulis di sini...

Siapa tahu pemikiran-pemikiran yang ditampilkan di sini sejalan dengan pemikiran Anda. Atau justru bertolak belakang? Don't be hesitate, give us your comment! We are about to start....(/du)

Posted in | Leave a comment

A BRIEF HISTORY

Mendengar “Volare”, orang-orang biasanya lantas berdendang… “vo…larre! oh oh cantare, oh oh oh… Let’s fly way up to the clouds, away from the maddening crowds…”

Tidak salah, dinamainya radio ini dengan “Volare”, memang terinspirasi dari lagu yang popular lewat vokal Dean Martin di era 70-an. Radio Volare masa itu resmi dinyatakan berdiri. Tepatnya pada tanggal 26 Februari 1973. Sekedar informasi, lagu Volare pertama kali dinyanyikan Domenico Modugno di tahun 1953 dalam bahasa Italia. Dan hingga kini beragam versinya telah dinyanyikan kembali oleh beragam artis, dari David Bowie hingga Gypsy King dan tetap dikenal sampai kini. Kepopuleran lagu ini membuat Radio Volare lebih mudah dikenal, bahkan oleh masyarakat di luar jangkauan siarannya.

Apa sih artinya “Volare”? Kalau di banyak website biasa disebut FAQ, frequently asked question ? Well, Volare yang bahasa Italia itu punya arti “fly” atau “terbang”. Meminjam istilah pernah ngetop lewat RRI --- sekali di udara tetap di udara -- filosofi semacam itulah yang diinginkan saat menamakan radio ini Volare.

Seperti layaknya radio-radio siaran yang menjamur di seputaran tahun 70-an, Volare juga memulai segalanya dengan kondisi serba sederhana, dari hobi sang pemilik. Semua lapisan masyarakat menjadi targetnya dan semua jenis musik dari rock ‘n roll sampai keroncong bergantian mengudara. Barulah sejak Volare beralih ke jalur FM di tahun 1990, disusul kelahiran radio-radio lainnya dalam Volare Group, teori segmentasi dilirik.

Volare mengarahkan siarannya sebagai konsumsi masyarakat menengah ke atas yang butuh lebih dari sekedar musik. Dari news bulletin hingga hotline song request, dari talk show sampai Top 40. Belum lengkap rasanya tanpa slogan… Power of Communication jadi pilihan. Bukan sok inggris-inggrisan, tapi memang jadi tidak ear-catching kalau dibuat dalam bahasa Indonesia, kan?

Dalam teori komunikasi, radio sebagai media massa punya fungsi mendidik dan informatif selain menghibur. Dengan power of communication itu tadi, Volare berusaha imbang dalam segala fungsinya sebagai media massa, dan punya kekuatan untuk membawa pendengar ke pengetahuan baru, persepsi baru, sikap baru bahkan mungkin tingkah laku baru ke arah yang lebih positif. (/du)

Posted in | Leave a comment
Radio Volare. Powered by Blogger.

Search

Swedish Greys - a WordPress theme from Nordic Themepark. Converted by LiteThemes.com.