Hello folk,
Baru saja hari Sabtu kemarin masyarakat kota Pontianak mengikuti pemilihan Wali Kota. Sebelum hari H sudah sibuk, bingung, menimbang-nimbang, siapakah calon yang akan dicoblos. Ada tujuh calon…lumayan banyak loh ya. Nggak semudah memilih jika kandidatnya tiga. Ya, mungkin ini pertanda, dunia politik di Pontianak mulai rame. Hmm rame karena apa yah?? Rame karena merasa bertanggung jawab dalam menjaga, menyayangi dan mengembangkan kota Pontianak, atau rame karena pengen menduduki jabatan dengan penghasilan sekian-sekian? Ah, mudah-mudahan hanya karena sayang dan cinta sama Pontianak beserta masyarakatnya agar semakin sejahterah.
Kamu milih siapa kemarin? Hehehehe Hayo siapa?? Masih jaman LUBER nggak ya?
Atau malah ada yang abstain? Eh abstain hak juga loh ya. Ikut pemilihan (nyoblos) kan bukan kewajiban, melainkan hak sebagai warga, khususnya Kota Pontianak.
Ada yang bilang, yaaa kalo abstain dan ternyata yang terpilih nggak menjalankan tugasnya dengan baik atau malah menjadi preman berdasi ya kita nggak ikut-ikutan dosa karena memilih pemimpin yang salah. Hehehe.
Ada pula yang bilang, lebih baik menggunakan hak pilih dari pada abstain.
Apalah ya, yang penting kemarin kita sudah tahu hasilnya, kita sudah punya walikota baru, wajah baru dengan visi dan misi yang baru.
Beginilah pemilihan, siap kalah siap menang. Yang kalah sudah siap dengan konsekuensi pengeluaran dana yang begitu banyak hingga hari H, dan yang menang sudah siap dengan konsekuensi menjalankan tugas dan kewajiban, biar enak juga mendapatkan haknya. Hehehehe. Siap menjalankan janji-janji yang selama ini diumbar ke masyarakat.
Nah, siap menepati janji ini berkaitan loh dengan hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 2008.
SOEMPAH PEMOEDA
Pertama :
- KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGAKOE BERTOEMPAH DARAH JANG SATOE, TANAH AIR INDONESIA
Kedua :
- KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA, MENGAKOE BERBANGSA JANG SATOE, BANGSA INDONESIA
Ketiga :
- KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGJOENJOENG BAHASA PERSATOEAN, BAHASA INDONESIA
Djakarta, 28 Oktober 1928
Jaman dulu, pemuda Indonesia berani berjanji dan menggelar seremoni sakral demi mengucapkan sumpah agar bangsa Indonesia ini bersatu. Berbangsa, Berbahasa, dan Berbudaya satu. Patriot dan nasionalis sekali yah pemuda Indonesia jaman dulu.
Kalau kita menengok kebelakang, ngerasain nggak sih kalau pemuda-pemudi Indonesia seolah kehilangan hari-hari besar penuh sejarah?? Semangatnya kurang, upacara bendera mulai kurang penting, sibuk dengan urusan masing-masing.
Di Tahun 2008 ini alhamdulillah, sikap yang begitu itu sudah mulai surut. Hari-hari bersejarah sudah mulai marak lagi, sudah bergaung lagi di televisi dan media lainnya. Nggak ketinggalan juga radio.
Nah, radio Volare juga nggak mau cuma berdiam diri dan menikmati kemerdekaan seenaknya sendiri. Kita pengen ngajak Bujang Dare untuk nggak melupakan sejarah bangsa. Ada yang bilang, kemerdekaan itu ada karena sejarah, dan mungkin aja salah satu elemen Hari Kemerdekaan adalah Sumpah Pemuda.
Nggak berani bersumpah dan konsekuensi dengan sumpahnya, mungkin persatuan dan kesatuan akan susah diwujudkan. Adipati Gajah Mada aja lebih duluan bersumpah akan memakan buah pala demi kesatuan Majapahit dengan Sumpah Palapa-nya??? hahhahahha tepatnya gini nih isinya :
- Beliau Gajah Mada Patih Amangkubumi tidak ingin melepaskan puasa. Beliau Gajah Mada, "Jika telah mengalahkan Nusantara, saya (baru akan) melepaskan puasa. Jika mengalahkan Gurun, Seram, Tanjung Pura, Haru, Pahang, Dompo, Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, demikianlah saya (baru akan) melepaskan puasa".
Untuk Walikota yang sekarang, mudah-mudahan patriot dan nasionalis ya..Pontianak sejahterah.
Warga Pontianak juga berjanjilah sama diri sendiri terlebih dahulu untuk menjadi warga yang lebih baik lagi agar tujuan pemerintah dalam mewujudkan kesejahteraan warga juga gampang terwujud.
Kalau begini kan kita bisa sama-sama enak.
Tahun 2008 ini, dengan memperingati hari Sumpah Pemuda, ayo kita Semangat Lagi!!!!!!
Regards,
tiara
2 Responses to Mencungkil Semangat di Tahun Ini
ayo lah..
mariii............
Post a Comment