Wadah pembungkus makanan gak semuanya aman lho. Ada beberapa yang berbahaya untuk makanan dan untuk tubuh kita. Sebelum dikasi tahu wadah jenis apa saja yang berbahaya, berikut ada beberapa wadah yang bisa Bujang Dare pakai saat mau beli makanan,
- Wadah plastik yang aman. Ada tanda food grade, yaitu logo gelas dan garpu, artinya plastik tersebut layak dipakai untuk memproduksi perlengkapan makan. Ada tanda food safe, yaitu logo contreng, artinya makanan atau minuman tersebut aman tidak terkontaminasi bahan-bahan kimiawi. Ada merek dagang yang dipatenkan, yaitu ada logo M (trade mark) atau R (registered). Artinya produk tersebut sudah terdaftar dan terjamin keasliannya. Ada persetujuan dari BPOM
- Pembungkus daun. Daun sebagai pembungkus makanan merupakan teknik memasak yang tergolong tradisional. Daun dipercaya memberi aroma tersendiri bagi bahan makanan yang dibungkusnya. DAUN sebagai pembungkus makanan menjadi pilihan yang ramah lingkungan dan murah. Nyatanya, banyak daun bisa dimanfaatkan sebagai pembungkus. Misalnya daun pisang, yang sering dijumpai sebagai pembungkus lemper, tempe, nagasari, bahkan sampe nasi goreng.
- Kemasan biodegradable. Plastik biodegradable dapat dibuat dari polimer alami, misalnya pati. Pati dapat dihasilkan dari berbagai komoditas seperti singkong, ketela rambat, talas, dan berbagai jenis umbi-umbian lain. diproduksi melalui proses fermentasi gula atau starch oleh Lactobacillus menjadi lactic acid yang selanjutnya dipolimerisasi dengan bantuan panas dan katalis logam menjadi PLA. Polylactic Acid itu sendiri memiliki sifat tahan panas & kuat, serta merupakan polimer yang elastik.
Pembungkus makanan tidak semua aman bagi makanan yang dikemasnya, berikut 3 jenis pembungkus makanan yang patut Bujang Dare hindari,
- Bekas botol air minum mineral. Bahan plastic botol (disebut juga sebagai polyethylene terephthalate or PET) yang dipakai di botol mengandung zat karsinogen (atau DEHA). Botol ini aman untuk dipakai 1-2 kali saja, jika ingin memakainya lebih lama, Tidak boleh lebih dari seminggu, dan harus ditaruh ditempat yang jauh dari matahari. Kebiasaan mencuci ulang dapat membuat lapisan plastik rusak dan zat karsinogen itu bisa masuk ke air yang kita minum. Lebih baik membeli botol air yang memang untuk dipakai berulang-ulang, jangan memakai botol plastik.
- Kertas. Beberapa kertas kemasan dan non-kemasan (kertas koran dan majalah) yang sering digunakan untuk membungkus makanan, terdeteksi mengandung timbal (Pb) melebihi batas. Timbal masuk melalui saluran pernapasan atau pencernaan menuju sistem peredaran darah dan kemudian menyebar ke berbagai jaringan lain, seperti ginjal, hati, otak, saraf dan tulang. Banyak makanan jajanan seperti pisang goreng, tahu goreng dan tempe goreng yang dibungkus dengan koran, padahal bahan yang panas dan berlemak mempermudah berpindahnya timbal ke makanan tersebut. Sebagai usaha pencegahan, taruhlah makanan jajanan tersebut di atas piring.
- Styrofoam. Styrofoam dibuat dari kopolimer styren ini menjadi pilihan sebagai pembungkus karena dapat tetap mempertahankan bentuknya saat dipegang, mampu mempertahankan panas dan dingin tetapi tetap nyaman dipegang, mempertahankan kesegaran dan keutuhan bahan yang dikemas, biaya murah, lebih aman, serta ringan. Residu styrofoam dalam makanan sangat berbahaya. Residu itu dapat menyebabkan endocrine disrupter (EDC), yaitu suatu penyakit yang terjadi akibat adanya gangguan pada system endokrinologi dan reproduksi manusia akibat bahan kimia karsinogen dalam makanan.
Sudah tahu ya buruknya bahan kemasan yang tadi sudah disebutkan? Sekarang, jangan lupa ya untuk selalu bawa tempat sendiri saat belanja jajanan. Biar repot yang penting makanan yang dikemas dengan tempat sendiri akan jauh lebih aman sehat dan tentunya baik untuk kesehatan. Semoga bermanfaat.
Simak Kericau Pagi di Radio Volare Pontianak, FM 103.4, dari Senin-Jumat, pukul 06.30-07.00 bersama @febiresi
Foto: indonesiakaya.com
Post a Comment