Dini HZ dan Volare

Jelang 39 tahun usia Radio Volare, saya jadi pengen nostalgila dikit aaah tentang bagaimana saya bisa bergabung di Radio terdepan di Kota Pontianak ini. Di awal-awal siaran dulu, cukup sering saya 'dituduh' bisa masuk dalam daftar jajaran penyiar Radio Volare atas bantuan Bapak saya. Tuduhan macam apaaa itu. Yang benar adalah, kedua orang tua saya mendukung keberadaan saya sebagai penyiar Radio Volare. 

Sebetulnya cerita tentang bagaimana saya bisa menjadi bagian dari Radio Volare sudah pernah saya kisahkan sekilas di tulisan ini: thekupu and 10 facts about her. Tapi itu kan cuman sekilas. Sekarang saya ceritakan lebih detail, sedetail yang saya ingat.

Tahun 2001, Radio Volare punya program yang namanya Volare Hotline Service (sempat berganti nama jadi Jukebox, kemudian sekarang berubah nama menjadi Cakrawala). Bulan Juni, dibuatlah sebuah inovasi untuk program Hotline Service. Tadinya, program ini hanya melayani kirim-kirim salam dan request lagu via telpon. Nah, bulan Juni itu, Ibu Program Director Radio Volare yang tercinta, Dewi Utami (lebih dikenal dengan panggilan Mba Temi) merancang acara Hotline Service menjadi ajang kompetisi buat pendengarnya. Kompetisi bagaimana?

Jadi mulai bulan Juni 2001, di Volare Hotline Service, pendengar tidak sekedar kirim-kirim salam atau request lagu, tapi juga bersiaran layaknya seorang penyiar. Prosedurnya, pendengar menelpon ke studio ketika off air, kemudian operator menyiapkan lagu yang akan diputar. Kalau sudah siap, operator memberikan aba-aba untuk mulai, dan action! Bergayalah pendengar seperti penyiar yang sedang siaran, tapi via telepon. Tiap minggunya dipilih satu orang presenter terbaik hotline service. Yang menang dapat hadiah dari Radio Volare + on air dengan penyiar Volare di acara Canda Khatulistiwa (sempat berubah nama menjadi Afternoon Tea, sekarang nama programnya Soda Gembira).

Di minggu pertama, saya coba-coba ikutan telpon. Tapi saya tidak menang. Tidak menyerah dong. Jadinya saya coba lagi di minggu kedua. Waktu itu lagi rame-ramenya Piala Dunia. Jadi saya kasi informasi tentang sepakbola. Sungguh tiada dinyana, saya menaaaang huahaha. Pas pertama kali siaran, rasanya senangnminta ampun dah. Kemudian di minggu ketiga, keempat dan minggu kelima, saya coba lagi. Dan alhamdulillah menang lagi. 

Di minggu kelima itulah, bulan Juli 2002, saya ditawari untuk magang di Volare sama Mbak Temi. Saya terima dengan senang hati dong tawaran tersebut. Sekitar 2 bulanan saya magang, dan sempat disuruh melamar jadi penyiar. Tapi waktu itu belum dikasi izin sama orang tua. Juli 2002 itu saya baru khatam SMP,  baru selesai ujian nasional, dan masih berusia 14 tahun. Masih terlalu dini untuk siaran di Radio dewasa *ambigu banget deh ini hihihi*. Akhirnya saya ditawarkan untuk melamar sebagai scriptwriter aja. Maka, mulai bulan September 2001 saya resmi menjadi scriptwriter Volare.

Sekitar 2 tahunan kerja di Volare, membuatkan naskah siaran untuk para penyiar, mendengarkan penyiar favorit bersiaran, keinginan saya untuk menjadi penyiar semakin membuncah. Pas pula saat itu salah satu stasiun Radio swasta lain buka lowongan penyiar buat anak SMU. Saya sempat punya niat untuk melamar di sana. Konsultasi sana-sini, tanya-tanya teman di kelas. Ada yang setuju, ada juga yang tidak. Akhirnya saya shalat istikharah, dan hasilnya adalah saya tidak melamar ke sana. Ketetapan Allah pasti yang terbaik untuk saya. 

Hingga di suatu sore di ruang kantor Radio Volare, saya bicarakan keinginan saya untuk jadi penyiar dengan Assistant Program Director, Mba Hesty Indriyani. Mba Hesty kemudian melanjutkan obrolan kami tadi ke Ibu Manager, Hj. Ade Pratiwi. Saya pun lantas diminta untuk bikin contoh rekaman siaran. Setelah 2 kali rekaman, tanggal 11 Maret 2004, Untuk pertama kalinya saya resmi bersiaran dengan status: PENYIAR. Senang tak terkira.

Selama menjadi bagian dari Radio Volare, saya lebih banyak merasakan suka daripada duka. Sukanya, bisa ketemu sama orang-orang ngetop, belajar dari mereka, mengambil sisi positif yang mereka punya dan foto-foto tentunya *teteup :p*. Selain itu, menjadi scriptwriter dan penyiar juga berarti memperkaya wawasan, membacakan informasi untuk Bujang Dare, bahkan juga menerapkan sedikit ilmu yang saya miliki di beberapa program acara. 

Menjadi penyiar membuat saya dikenal cukup banyak orang walaupun hanya lewat suara. Menjadi penyiar memperluas jaringan pertemanan, sekaligus amat sangat mempermudah saya mendapatkan rezeki di lahan lain. Sebagai contoh, ketika Poltekkes Gizi Pontianak sedang membutuhkan seorang dosen untuk mata kuliah Bahasa Inggris, seorang teman langsung merekomendasikan saya *yang waktu itu masih mahasiswa semester akhir FKIP Bahasa Inggris* untuk menempati posisi tersebut. Bukan sekedar sebagai Dini Haiti Zulfany yang anak Bahasa Inggris, tapi sebagai Dini yang penyiar Volare, yang membawakan program English Teletalk. Alhamdulillah :D

Dukanya, hampir tidak ada. Paling-paling kebasahan keguyur hujan waktu di jalanan saat akan berangkat siaran. Salah siapa tak bawa mantel. Sebagai penyiar yang waktu itu berseragam SMU, dan juga penyiar sembari kuliah dan mengajar, belum pernah sekalipun saya sampai bolos sekolah atau bolos kuliah. Begitu pun dengan mengajar. Rasa-rasanya tidak pernah saya sengaja tidak mengajar demi siaran. Sebisa mungkin saya rikwes jadwal siaran yang tidak bentrok dengan jadwal kuliah dan jadwal mengajar saya.

Setelah menikah, saya berdomisili di Sekadau, tak bisa lagi sering-sering siaran. Sesekali kalau pulang ke Pontianak, saya 'ngerampok' jadwal siaran Neng Riedha atau Mbak Temi. Kadangkala kangen siaran juga looh. Makanya saya tidak mau mengundurkan diri dari Radio Volare. Saya ingin tetap menjadi bagian dari Radio Volare sampai saya tak pantas lagi bersiaran. Syukurlah Mbak Temi membolehkan. Masih boleh kan yaa mbak kalau nanti jadwalnya dirampok lagi ^.^v

Mau intip profil saya di web Radio Volare? Alhamdulillaah, masih dipajang looh ahaha. Monggo diklik. Silakeun mampir sekaligus mengenal Radio Volare lewat webnya. Bisa simak siarannya via streaming juga. 

Let's have fun with music, let's get smart with information.

Posted in . Bookmark the permalink. RSS feed for this post.

One Response to Dini HZ dan Volare

Dini Haiti Zulfany said...

edittt, maksudnye Juni 2002 :p

Radio Volare. Powered by Blogger.

Search

Swedish Greys - a WordPress theme from Nordic Themepark. Converted by LiteThemes.com.