MATAHARI:
Segala sesuatu yang kita peroleh dan kita jalani, baik atau buruknya dimulai dari diri kita sendiri
Kupasan:
Sebagaimana ungkapan dari petikan MATAHARI, baik maupun buruk, semua berasal dari diri kita sendiri maka tentulah kita ingin, bagaimana caranya agak sesuatu yg kita perolah, merupakan sesuatu yg baik. Kita perlu merubah kebiasaan kita, dan segala sesuatu yg negatif, agar apa yg kita dapat menjadi positi, atau sesuatu yg baik.
Kita akan membahas cara berubah langkah demi langkah. Cara berubah ini dijamin berhasil karena ini ajaran manusia paling agung sepanjang zaman, yang tidak akan berkurang kemuliaanya sedikit pun, meski seluruh makhluq menghinakannya. Beliau adalah Muhammad bin Abdullah. Tidaklah akan istiqomah iman seorang hamba sampai istiqomah hatinya, dan tidak akan istiqomah hatinya sampai istiqomah lisannya (H.R Ahmad)
Apa pun tindakan kita, akan berdasarkan keimanan kita atau apa yang kita percayai. Kualitas dan arah tindakan kita tergantung kepercayan-kepercayaan yang kita miliki. Sementara keberhasilan kita adalah buah dari tindakan. Jadi, jika ingin mengubah hasil, kita harus mengubah tindakan-tindakan kita, dan kita bisa mengubah tindakan-tindakan kita jika kita mengubah iman atau kepercayaan kita.
Hati adalah pusat perubahan, dalam hadits yg tadi, dikatakan bahwa untuk mengubah iman, maka kita harus mengubah hati kita. Jika hati kita baik, maka semuanya akan baik sebagaimana dijelaskan melalui hadits ini:
Ketahuilah, bahwa dalam tubuh terdapat mudghah (segumpal daging), jika ia baik, maka baik pula seluruh tubuhnya. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh tubuhnya. Ketahuilah bahwa segumpal daging itu adalah hati. (HR. Bukhari dan Muslim)
Lalu,bagaimana cara mengubah hati? Masih melalui hadits tadi, bahwa tidak akan istiqomah hati jika lisannya tidak istiqomah. Artinya cara mengubah hati itu diantaranya adalah mengubah lidah kita. Misalnya membaca Kitab Suci dan berkata baik. Cara mengubah hati dikenal dengan ilmu Tazkiyatun Nafs. Sudah banyak buku-buku yang ditulis para Ahli Ilmu tentang ini, termasuk yang ditulis oleh Al Ghazali, Ibnul Qoyyim, dan berbagai buku yang ditulis ulang oleh para pemikir masa kini. Mari kita cari, kemudian baca dan aplikasikan sebagai bentuk kepedulian kita dengan hati kita.
Banyak yang mengatakan, sukses itu yang penting kita mau bertindak. Ternyata tidak, sebab kita mengetahui bahwa tindakan dengan iman akan berbeda di bandingkan tindakan tanpa iman. Sama halnya untuk aspek kehidupan dunia, bahwa tindakan kita akan tergantung pada kepercayaan kita. Kepercayaan itu adalah dasar tindakan kita. Jika tindakan kita ingin lebih bermutu dan memberikan hasil yang lebih baik, kita harus memperkuat ketiga kepercayaan ini:
Percaya bahwa Allah akan menolong kita. Sehingga sebesar apa pun rintangan dan halangan kita, kita tidak akan takut dan gentar lagi, sebab Allah akan menolong. Kepercayaan ini akan membuat kita lebih semangat, berani, dan pantang menyerah.
Percaya pada diri sendiri (percaya diri). Percaya diri adalah buah dari keimanan bahwa Allah telah memberikan potensi yang dah syat pada diri kita. Tugas selalu dengan bekalnya. Potensi kita (hati, akal, dan tubuh) dipastikan sanggup untuk menghadapi setiap tantangan yang kita hadapi. Semakin kita percaya diri, akan semakin hebat tindakan kita, ibaratnya seperti kita menggunakan gigi mobil yang lebih tinggi, sehingga melaju lebih cepat.
Percaya pada tujuan yang akan kita raih. Percaya bahwa tujuan itu ada, percaya bahwa tujuan itu bisa kita raih, dan percaya bahwa peluang-peluang itu ada. Percaya bahwa jika orang lain bisa, maka kita pun insya Allah akan bisa. Jika kita tidak bisa melihat tujuan kita, ibarat kita berada di sebuah tempat yang gelap, kita tidak akan bisa meraih tujuan kita bahkan tidak akan memiliki keinginan karena tujuan tidak terlihat.
Semakin tinggi ketiga kepercayaan ini, yakinlah bahwa tindakan kita akan semakin dahsyat. Maka bentuklah hati kita dengan kata-kata yang akan membangun tiga kepercayaan ini. Istiqomahlah dalam mengatakan kata-kata yang akan memperkuat ketiga kepercayaan itu, bukan yang memperlemahnya. Kadang, banyak orang yang malah fokus untuk menghancurkan keyakinan dengan kata- katanya seperti mengeluh, menuntut, memaki, dan kata-kata kotor lainnya yang mengotori hati. Bersihkan, perindah, dan perkuatlah kata-kata kita agar hati kita kuat dan bening, sehingga bisa memancarkan cahaya keimanan yang sangat kuat ke seluruh tubuh kita, sehingga tindakan kita pun akan menjadi semakin hebat.
Foto
Post a Comment