14
Desember 2011
Mari
mengingat pelajaran Bahasa Indonesia. Selama beberapa bulan terakhir ini
mengasuh AKSARA. Program yang kepanjangannya Aku Suka Merangkai Kata, hadir
setiap rabu sore pukul 4-5. Dua minggu sekali. Berbagi banyak hal yang pastinya
berkaitan dengan tulis-menulis.
Dua
minggu sebelumnya sudah membagikan tentang gurindam. Minggu ini berbagi tentang
tanda baca akhir dan huruf kapital. Kaitannya pasti dengan kalimat. Karena yang
membedakan kalimat dengan klausa adalah tanda baca akhir dan selalu diawali
dengan huruf kapital. Jika tidak memiliki tanda baca akhir dan huruf kapital
sebuah kalimat tidak akan menjadi sebuah kalimat melainkan berubah menjadi
klausa. Karena perbedaan klausa dengan kalimat adalah tanda baca akhir dan huruf
kapital. Jadi klausa sendiri tidak memiliki keduanya. Unsur yang dikandung bisa
saja memenuhi syarat untuk membentuk sebuah kalimat. Karena klausa hanya
membutuhkan dua unsur yaitu subjek dan predikat. Sama halnya dengan sebuah
kalimat.
Tanda
baca akhir untuk membentuk sebuah kalimat ada tiga yaitu titik, tanda seru, dan
tanda tanya. Jika satu di antara tanda baca tersebut telah digunakan untuk
mengakhiri sebuah kalimat.
Bujang
Dare yang tertarik ingin mengetahui lebih lengkap bisa membaca buku Tata Bahasa
Baku Bahasa Indonesia dan Pedoman Ejaan yang Disempurnakan.
Nah
minggu ini, saya mengajak Bujang Dare untuk memahami sebuah esensi dari
menulis. Banyak esensi lainnya yang bisa dijabarkan dari menulis itu sendiri.
Banyak yang bilang menulis adalah terapi yang bisa menyembuhkan. Banyak pula
yang bilang menulis adalah sebuah latihan. Tapi pada intinya kita tidak akan
benar-benar bisa menulis apabila kita tidak konsisten dan disiplin.
Saat
kita telah memulai sebuah jadwal untuk menulis, patuhilah, karena ketika memberi
jeda dengan melanggar jadwal tersebut maka sebentar lagi kita akan membuat
berbagai alasan untuk membuat jeda tersebut semakin dilanggar. Disiplin dan
konsisten akan membentuk diri kita menjadi penulis yang sesungguhnya. Tidak
hanya sebagai penulis abal-abal yang mengikuti arus. Menulis hanya untuk
mengikuti tren.
Post a Comment